Pilihan sunyimu luluh lantakkan
kesombongan
Kami yang gemuruh dalam hiruk pikuk
wacana
Kenapa, mengapa, dan ada apa sang
bencana
Dalam duduk nyaman sembari santap
hidangan
.
Burung besi nyata telah jatuh
tersisa kepingan
Dalam duka air mata yang tercinta
ditinggalkan
Serpihan tanda tanya berserak untuk
disatukan
Lalu menimbang yang termanis untuk
disalahkan
.
Ini cuaca, awan bergulung tak
dinyana….!
Karena sang pilot juga manusia
lena…!
Jangan-jangan di sana ada durjana…!
Black Box! Black Box,…dia harus
bercerita…!
.
Sukhoi dan julang tebing Salak satu
dalam realita
Di sana bencana…
Langgamkan duka nestapa..
Bukan semata ajang duga analisa…
Apalagi tepukan riang tuk bercanda
tawa..
.
Padamu yang bertaruh nyawa
Di bibir dan relung jurang menganga
Mengambil apa yang kami minta
Yang Kuasa mewakili apa yang terlupa
.
Selimut temali embun tidurmu adalah
saksi
Ucapan terima kasih tak terperi
Sebah bonggol pohon pisang yang kau
kunyah
Lambang kemuliaan tak terbantah
.
Segala rasa dan doa untukmu
sukerelawan
Semoga terberkati dalam ikhlas hati
berjuang
Mata air itu masih ada di antara
duka air mata
Antara kami yang berwacana adu
kepintaran
Seraya menikmati hidangan tersaji
Sembari membaca koran harian serta
sajian televisi
.
Pada nyanyian sunyi para relawan
Terimalah akuan maaf hati
Juga ucapan terima kasih kami
Pilihanmu selalu katupkan angkuh
diri
0 komentar:
Posting Komentar