TIPS HARI INI
Dalam berinteraksi dengan rekan sekerja, termasuk klien, kita sering
berbeda pendapat. Ini sangat wajar, tidak perlu dihindari. Hanya saja,
kita perlu kuasai kiat bagaimana mempertahankan pendapat dengan santun.
Supaya tidak terjadi konflik.
Setiap orang punya keunikan.
Karakter kita akan memengaruhi cara kita mengemukakan pendapat. Karena
itu dalam berinteraksi, ada kalanya kita perlu tahu karakter rekan kerja
atau customer kita. Semakin kita peka terhadap lawan bicara kita,
semakin kita mudah memengaruhi dan menjalin hubungan dengannya.
MengelolaPerbedaan Menuju Kebersamaan
Perbedaan
pendapat selalu ada, namun kebanyakan orang cenderung menganggap remeh
hal ini. Lalu berusaha menghilangkannya. Kenapa? Karena enggan
berkonflik. Perbedaan pendapat yang tidak dikelola dengan baik rentan
menimbulkan konfllik. Maka, dalam se¬tiap diskusi orang lebih senang
menyamakan persepsi dengan orang lain. Padahal, bagi seorang
profesional, perbedaan pendapat adalah hal biasa. Dari sana, kita justru
bisa saling menambah wawasan untuk menemukan sebuah solusi cantik.
Cuma,
yang perlu dihindari adalah kita terlalu terobsesi dengan pendapat kita
sendiri. Lupa bahwa sebetulnya, kita pun punya kelemahan. Maka, kita
butuh orang lain sebagai sparing partner. Sebagai seorang profesional,
kita harus berjiwa besar, mau menerima pendapat orang lain. Boleh saja,
kita berdebat habis-habisan di dalam ruangan, tetapi ketika ke luar dari
ruangan, masalah itu harus ditinggalkan. Sulit? Memang. Tetapi kita
tidak boleh larut dalam perasaan dan kemudian menganggap orang yang
berbeda pendapat itu sentimen terhadap kita.
Lalu, bagaimana
mengelola pendapat supaya tidak menimbulkan konflik? Saat berdebat,
fokuslah pada masalah. Jangan menyerempet persoalan pribadi. Karena itu,
kita harus memerhatikan cara kita berkomunikasi. Termasuk, penggunaan
kata-kata. Jangan sampai menusuk dan menyakiti hati lawan. Semangatnya
adalah untuk kebersamaan demi mencari solusi cantik. Bukan mengunggulkan
kepandaian pribadi.
Memenangkan Customer Tanpa Merasa Kalah
Dalam
bernegosiasi dengan klien, kita sering mengikuti kemauan customer, agar
mereka senang. Ya, menyenangkan klien memang salah satu strategi untuk
memengaruhi mereka. Namun, me¬menangkan customer bukan berarti kita
dalam posisi kalah. Karena sebetulnya, kita bisa menggunakan taktik
smooth influence dan cara berkomunikasi. Kita tahu saat yang tepat kapan
harus maju atau mundur dalam pembicaraan.
Nah, jika terjadi
perbedaan pendapat, bagaimana sebaiknya? Apakah kita cari menangnya atau
benarnya? Yang paling tepat adalah kita cari solusi menang-menang.
Dua-duanya merasa tidak dirugikan. Kita pun bisa saja menolak pendapat
klien. Namun, tentu saja gunakan cara yang santun. Tidak perlu menyakiti
hati orang lain. Selain itu, kita juga harus menggunakan data-data yang
kuat. Sehingga ada alasan jelas dibalik penolakan itu.
Menyikapi Orang yang Pasif
Dalam
rapat dan diskusi, selalu saja ada orang yang bersikap pasif. Maka,
ketika dimintai pendapat, ia selalu memilih abstain. Bagaimana
menghadapi orang seperti ini? Kita harus berhati-hati. Tipe orang
seperti ini biasanya akan ikut ke mana angin bertiup. Jadi, jangan
mengharapkan ia menjadi pendukung kita. Jika di forum ada suatu tekanan,
dia akan ikut ke sana. Benar atau salah, ia tak peduli.
Beda
lagi dengan orang pasif. Ia mungkin punya segudang ide, tapi tidak dapat
memaparkannya dengan jelas. Sehingga, ia tidak dapat memengaruhi orang.
Tipe ini bisa kita dekati. Tujuannya, untuk meyakinkan dia dengan
menjelaskan ide-ide kita segamblang dan selengkap mungkin. Jika ide itu
sejalan, bisa jadi ia ikut mendukung kita.
Saling Melengkapi
Perbedaan
pendapat memang lumrah. Namun, kita perlu menghargai sikap dan pendapat
orang lain. Selain itu, kita harus punya kontrol diri yang kuat. Supaya
perbedaan itu tidak menimbulkan konflik. Sebaliknya, sebagai seorang
profesional, perbedaan harus dikelola menjadi keanekaragaman yang saling
melengkapi. Caranya, dengan melakukan komunikasi dan tutur bahasa yang
baik serta niat tulus.
Sumber: Majalah Bahana, September 2008
0 komentar:
Posting Komentar